Cinta itu memang buta, dan kita yang merasai cinta lantas hanya bisa meraba-raba perasaan pasangan. Lantas, cinta yang seperti apa yang bisa memberikan perasaan nyaman, sementara ia kerap membuat Anda ketakutan? Apakah itu berarti Anda masih memiliki cinta untuknya?
Ya, secara tidak sadar, Anda mungkin pernah mengalami kekerasan verbal (makian, hinaan) dan pelecehan emosional dalam hubungan (emotionally abusive relationship), serta kerusakan psikologis. Untuk menghindari siksaan berbahaya ini, kenalilah gejalanya dan tentukan langkah untuk menghentikan pelecehan ini.
Posesif
Saat pertama mengenalnya, dialah pria yang lembut dan penuh perhatian. Tetapi saat hubungan itu berjalan, ia mulai berambisi memiliki Anda sepenuhnya. Ia membatasi ruang gerak Anda bersama dengan keluarga, teman dan sahabat.
Meski sikap posesifnya "tersamar", pada akhirnya ia terang-terangan menunjukkan kemarahannya pada Anda dengan berteriak, mengancam, bahkan menghina. Lebih parahnya, ia pun melakukan kekerasan fisik jika Anda tidak bersedia mematuhi perintahnya.
Berpikirlah logis, Anda tidak perlu mempertahankan hubungan jika ia tidak lagi bisa mengerti dan memahamai dunia Anda. Apalagi, kekerasan fisik yang dilakukannya tentu saja sudah membuat Anda tidak nyaman, merasa ketakutan dan depresi.
Mengejek
Jika si dia melabeli Anda dengan nama ejekan, meski ia hanya sekedar bercanda padahal jelas-jelas nama ejekan itu sangat menyinggung perasaan Anda, segeralah bertindak. Ia bisa saja menutupi maksudnya dengan menyalahkan Anda yang terlalu sensitif. Hati-hati, dia menganggap apa yang dikatakan dan dilakukannya pada Anda seolah wajar, dan dia memposisikan Andalah yang bermasalah.
Tersangka semua masalah
Dia selalu menyalahkan Anda sebagai penyebab konflik yang terjadi di dalam hubungan Anda dengannya. Meski Anda tidak bersalah, atau tidak sepenuhnya bersalah, baginya Anda bak tersangka dari semua masalah yang muncul. Inilah pertanda bahwa Anda telah mengalami kekerasan emosional.
Hubungan seperti ini jelas tidak lagi menyehatkan. Dia hanya membutuhkan Anda sebagai kambing hitam untuk melepas tanggung jawabnya, bahkan ia berani menyerang dan menghakimi Anda di depan umum.
Dia pecandu obat dan alkohol?
Tak semua pria nakal (bad boy) yang mencandu obat dan alkohol adalah pelaku kekerasan, baik verbal maupun fisik. Namun, tak sedikit pula ditemui pecandu yang berprilaku tidak wajar. Hal ini karena emosi pecandu berada di bawah pengaruh alkhohol sehingga membuat prilaku mereka menyimpang pada pelecehan emosional dan hubungan yang tidak sehat.
Takut, takut dan tak nyaman
Cinta yang seperti apa yang Anda maui, jika Anda selalu didera takut dan tak nyaman saat bersamanya? Si dia mulai mengintimidasi, mendominasi dan melancarkan taktik agar bisa membuat Anda bertekuk lutut tak berdaya. Ini sudah salah, dan Anda harus segera keluar dari zona tidak nyaman tersebut.
Sikap arogan
Menjalin sebuah hubungan tentu saja harus dilandasi pada sikap saling memberi dan menerima. Jika ia mulai bertingkah arogan, menganggap dirinya majikan, sementara baginya Anda hanyalah bawahan, segeralah koreksi kembali hubungan Anda tersebut.
Cemburu
Pasangan yang kerap melecehkan Anda konon memiliki intensitas cemburu yang sangat tinggi. Ia tak hanya merasa terganggu karena perhatian Anda padanya teralihkan, namun ia juga didera perasaan iri melihat keberhasilan Anda. Rasa iri inilah yang lalu memicu kemarahan dan serangan membabi buta berupa hinaan, sindiran dan segala hal yang menyinggung perasaan Anda.
Jika gejala-gejala sikap pasangan seperti dijelaskan di ataskan sudah mendominasi hubungan Anda dengannya, masa waspadalah. Pertimbangkan untuk menganalisa kembali hubungan tidak sehat yang terjalin antara Anda dengannya.
Ingat, Anda berhak untuk mengatakan "tidak" jika kekerasan emosional tak juga mereda, dan justru semakin parah hingga berlanjut pada kekerasan fisik yang mengancam keselamatan jiwa. Karena cinta tak hanya menyoal rasa, tetapi juga logika. sumber
Ya, secara tidak sadar, Anda mungkin pernah mengalami kekerasan verbal (makian, hinaan) dan pelecehan emosional dalam hubungan (emotionally abusive relationship), serta kerusakan psikologis. Untuk menghindari siksaan berbahaya ini, kenalilah gejalanya dan tentukan langkah untuk menghentikan pelecehan ini.
Posesif
Saat pertama mengenalnya, dialah pria yang lembut dan penuh perhatian. Tetapi saat hubungan itu berjalan, ia mulai berambisi memiliki Anda sepenuhnya. Ia membatasi ruang gerak Anda bersama dengan keluarga, teman dan sahabat.
Meski sikap posesifnya "tersamar", pada akhirnya ia terang-terangan menunjukkan kemarahannya pada Anda dengan berteriak, mengancam, bahkan menghina. Lebih parahnya, ia pun melakukan kekerasan fisik jika Anda tidak bersedia mematuhi perintahnya.
Berpikirlah logis, Anda tidak perlu mempertahankan hubungan jika ia tidak lagi bisa mengerti dan memahamai dunia Anda. Apalagi, kekerasan fisik yang dilakukannya tentu saja sudah membuat Anda tidak nyaman, merasa ketakutan dan depresi.
Mengejek
Jika si dia melabeli Anda dengan nama ejekan, meski ia hanya sekedar bercanda padahal jelas-jelas nama ejekan itu sangat menyinggung perasaan Anda, segeralah bertindak. Ia bisa saja menutupi maksudnya dengan menyalahkan Anda yang terlalu sensitif. Hati-hati, dia menganggap apa yang dikatakan dan dilakukannya pada Anda seolah wajar, dan dia memposisikan Andalah yang bermasalah.
Tersangka semua masalah
Dia selalu menyalahkan Anda sebagai penyebab konflik yang terjadi di dalam hubungan Anda dengannya. Meski Anda tidak bersalah, atau tidak sepenuhnya bersalah, baginya Anda bak tersangka dari semua masalah yang muncul. Inilah pertanda bahwa Anda telah mengalami kekerasan emosional.
Hubungan seperti ini jelas tidak lagi menyehatkan. Dia hanya membutuhkan Anda sebagai kambing hitam untuk melepas tanggung jawabnya, bahkan ia berani menyerang dan menghakimi Anda di depan umum.
Dia pecandu obat dan alkohol?
Tak semua pria nakal (bad boy) yang mencandu obat dan alkohol adalah pelaku kekerasan, baik verbal maupun fisik. Namun, tak sedikit pula ditemui pecandu yang berprilaku tidak wajar. Hal ini karena emosi pecandu berada di bawah pengaruh alkhohol sehingga membuat prilaku mereka menyimpang pada pelecehan emosional dan hubungan yang tidak sehat.
Takut, takut dan tak nyaman
Cinta yang seperti apa yang Anda maui, jika Anda selalu didera takut dan tak nyaman saat bersamanya? Si dia mulai mengintimidasi, mendominasi dan melancarkan taktik agar bisa membuat Anda bertekuk lutut tak berdaya. Ini sudah salah, dan Anda harus segera keluar dari zona tidak nyaman tersebut.
Sikap arogan
Menjalin sebuah hubungan tentu saja harus dilandasi pada sikap saling memberi dan menerima. Jika ia mulai bertingkah arogan, menganggap dirinya majikan, sementara baginya Anda hanyalah bawahan, segeralah koreksi kembali hubungan Anda tersebut.
Cemburu
Pasangan yang kerap melecehkan Anda konon memiliki intensitas cemburu yang sangat tinggi. Ia tak hanya merasa terganggu karena perhatian Anda padanya teralihkan, namun ia juga didera perasaan iri melihat keberhasilan Anda. Rasa iri inilah yang lalu memicu kemarahan dan serangan membabi buta berupa hinaan, sindiran dan segala hal yang menyinggung perasaan Anda.
Jika gejala-gejala sikap pasangan seperti dijelaskan di ataskan sudah mendominasi hubungan Anda dengannya, masa waspadalah. Pertimbangkan untuk menganalisa kembali hubungan tidak sehat yang terjalin antara Anda dengannya.
Ingat, Anda berhak untuk mengatakan "tidak" jika kekerasan emosional tak juga mereda, dan justru semakin parah hingga berlanjut pada kekerasan fisik yang mengancam keselamatan jiwa. Karena cinta tak hanya menyoal rasa, tetapi juga logika. sumber
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar