Orang Jatuh Cinta Tak Takut Kehilangan Harta dan Karier

Diposting oleh Unknown on Senin, 12 November 2012


Cinta membuat orang menjadi tidak rasional. Gara-gara cinta, seseorang pria atau wanita yang sudah berkeluarga nekat menjalin hubungan terlarang alias selingkuh. Padahal mereka mempertaruhkan pernikahan, keluarga, dan kariernya.

Dokter sudah mengungkap misteri mengapa cinta membuat seseorang menjadi royal, irasional, bahkan konyol seperti dikutip dari Dailymail, Senin (12/11/2012).

Dengan teknologi pemindaian, ahli saraf bisa menghasilkan gambar yang luar biasa yang mempelihatkan apa yang terjadi di otak manusia ketika sedang jatuh cinta.

Para ahli ini memetakan perubahan kimia yang terjadi dan menemukan bagian otak yang aktif, dan yang lebih penting bagian-bagian yang mati ketika seseorang sedang mabuk cinta. Lebih dari sekadar bahagia, peneliti juga menemukan alasan mengapa jatuh cinta membuat orang gelisah dan tidak stabil.

Dalam penelitian otak itu dijelaskan, korteks frontal di otak penting untuk penilaian, dan akan mati ketika seseorang sedang jatuh cinta. Scan MRI menunjukkan, deaktivasi (pemberhentian) hanya terjadi ketika seseorang diperlihatkan foto orang yang mereka puja, yang menyebabkan mereka menyingkirkan semua kritik dan keraguan.

Semir Zeki, profesor neuro-estetika di University College London mengatakan, ketika seseorang melihat orang yang disukainya, beberapa area otak menjadi aktif. "Tapi sebagian besar di de-aktifkan, bagian yang berperan dalam penilaian".

Seseorang yang sedang jatuh cinta masih bisa membuat keputusan untuk hidup mereka, dari mulai urusan yang menarik perhatian, hingga memilih hipotek baru. Dan kondisi ini membuat teman-temannya sulit menasihati untuk menyadarkan mereka kalau telah meninggalkan kesadaran mereka.

Scan otak menunjukkan wilayah otak yang mengontrol rasa takut, dan wilayah lain yang terlibat dalam emosi negatif, tertutup. Ini menjelaskan mengapa orang yang mabuk cinta menjadi orang paling bahagia di dunia dan tidak takut melakukan kesalahan.

Penelitian telah menunjukkan, otak mengandung dopamin dengan kadar tinggi saat jatuh cinta. Dopamin adalah kunci kesenangan dan rasa sakit, yang terkait dengan keinginan, kecanduan, euforia, dan gelombang yang menyebabkan rasa akut atau penghargaan yang membuat cinta sulit untuk dipatahkan.

Pengujian menunjukkan bahwa mengambil obat opioid seperti kokain memiliki efek yang sama dengan hormon cinta dopamin.

Efek samping dopamin tingkat tinggi bisa mengurangi hormon lainnya seperti serotonin, hormon yang berperan penting dengan mood seseorang dan hasrat. Kadar serotonin dapat anjlok sama seperti yang terlihat pada seseorang yang mengalami gangguang obsesif kompulsif, yang menjelaskan mengapa cinta bisa membuat kita merasa cemas dan gelisah.

Bahan kimia cinta sangat mirip dengan adrenalin. Hormon ini yang membuat jantung berdetak, telapak tangan keringat, dan mulut menjadi kering ketika kita melihat seseorang yang disukai.

Hormon yang sama juga dilepaskan ketika kita takut. Ini berarti, dua orang yang diam-diam mencintai akan mengalami hal-hal yang menyenangkan atau menakutkan bersama-sama. Ini juga menjelaskan tentang cinta yang terlarang.

Psikolog masih mencoba untuk memahami mengapa beberapa orang menjadi terobsesi dan mengambil risiko demi cinta. Dr David Nias adalah seorang psikolog dan ahi cinta, menjelaskan gejala cinta buta ini.

"Orang yang sedang jatuh cinta emosinya jadi tidak terkendali. Ini gangguan mental dan menyebabkan mereka menjadi delusional. Sayangnya kita tidak tahu banyak tentang penyebabnya," ujarnya.

Tapi, jika seseorang mendapatkan pengobatan, mereka belajar bisa berpikir dengan cara berbeda dan sering lebih positif. Mereka bisa pulih dari obsesi mereka. Nias mengatakan, ada tipe kepribadian yang berbeda saat seseorang terlibat dalam cinta bertepuk sebelah tangan, yakni sangat emosional dan sangat imajinatif. source

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar